HOME

Monday, October 7, 2024

PELARUT POLAR DAN NON POLAR

POLAR dan NON-POLAR mengacu pada distribusi muatan listrik dalam molekul, yang memengaruhi sifat kimia dan fisikanya, terutama dalam hal kelarutan.


1. Molekul Polar:

Molekul polar memiliki distribusi muatan yang tidak merata. Artinya, elektron dalam molekul tidak tersebar secara merata, sehingga ada bagian dari molekul yang memiliki muatan parsial positif dan bagian lain yang memiliki muatan parsial negatif.


Contoh:

Air (H₂O): Molekul air memiliki atom oksigen yang lebih elektronegatif daripada atom hidrogen. Ini menyebabkan elektron tertarik lebih dekat ke oksigen, sehingga menciptakan muatan negatif pada sisi oksigen dan muatan positif pada sisi hidrogen. Ini membuat air menjadi pelarut polar yang kuat.


Sifat Molekul Polar:

  • Larut dalam pelarut polar lainnya seperti air.
  • Memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan molekul non-polar dengan ukuran yang sama.
  • Cenderung membentuk ikatan hidrogen atau interaksi dipol-dipol. ( Ketika dua molekul polar saling mendekat, bagian positif dari satu molekul akan ditarik oleh bagian negatif dari molekul lain. )

2. Molekul Non-Polar:

Molekul non-polar memiliki distribusi muatan yang merata. Artinya, tidak ada bagian dari molekul yang lebih negatif atau positif dibanding bagian lainnya. Molekul ini tidak memiliki dipol listrik yang jelas, sehingga mereka tidak tertarik pada molekul polar.


Contoh:

Hidrokarbon (seperti Exxol DSP 80/100 atau heptane): Hidrokarbon terdiri dari atom karbon dan hidrogen yang memiliki perbedaan elektronegativitas kecil, sehingga distribusi elektron di dalam molekul ini merata. Ini membuat hidrokarbon menjadi molekul non-polar.


Sifat Molekul Non-Polar:

  • Larut dalam pelarut non-polar seperti minyak atau pelarut hidrokarbon.
  • Tidak larut dalam air (pelarut polar).
  • Biasanya memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih rendah dibanding molekul polar dengan ukuran yang sama.


Prinsip "Like Dissolves Like":

Polar larut dalam polar:
Pelarut polar seperti air cenderung melarutkan molekul polar lainnya.

Non-polar larut dalam non-polar:
Pelarut non-polar seperti minyak atau Exxol DSP 80/100 cenderung melarutkan molekul non-polar lainnya.

Secara singkat, molekul polar memiliki perbedaan muatan (ada sisi positif dan negatif), sedangkan molekul non-polar memiliki distribusi muatan yang merata tanpa perbedaan muatan.


Solvent polar adalah pelarut yang memiliki distribusi muatan yang tidak merata di dalam molekulnya, sehingga dapat berinteraksi dengan molekul polar lainnya dan mampu melarutkan senyawa polar.

Berikut adalah beberapa contoh pelarut polar yang umum digunakan:

  • Air (H₂O)
  • Benzyl Alcohol
  • Ethanol (C₂H₅OH)
  • Isopropyl Alcohol (IPA, C₃H₇OH)
  • Methanol (CH₃OH)
  • Acetone (C₃H₆O)
  • Acetonitrile (CH₃CN)
  • Dimethyl Sulfoxide (DMSO, C₂H₆OS)
  • Dimethylformamide (DMF, C₃H₇NO)
  • Dipropylene glycol
  • Dowanol DPM
  • Ethyl Acetate (C₄H₈O₂)
  • Glycerine
  • Propylene Glycol (C₃H₈O₂)
  • Mono ethylene glycol
  • N-Methyl-2-Pyrrolidone (NMP, C₅H₉NO)
  • Formamide (CH₃NO)


Solvent non-polar adalah pelarut yang memiliki distribusi muatan yang merata, sehingga tidak memiliki muatan parsial positif atau negatif. Pelarut ini tidak larut dalam air tetapi sangat baik untuk melarutkan senyawa non-polar seperti minyak, lemak, dan lilin.

Berikut beberapa contoh pelarut non-polar:

1. Hidrokarbon Alifatik

  • CYC
  • Dibasic ester
  • Heptane
  • Hexane
  • Octane
  • Exxol DSP 80/100 (campuran hidrokarbon alifatik)
  • Petroleum ether
  • Ligroin (campuran hidrokarbon alifatik berantai pendek)

2. Hidrokarbon Aromatik

  • Toluene
  • Benzene (meskipun penggunaannya sekarang dibatasi karena toksisitas)
  • Xylene (campuran isomer)
  • 3. Ester Non-Polar
  • Ethyl acetate (terkadang dianggap semi-polar, tetapi lebih bersifat non-polar untuk aplikasi tertentu)
  • Butyl acetate

4. Hidrokarbon Klorinasi

  • Carbon tetrachloride (CCl₄)
  • Dichloromethane (DCM)
  • Chloroform
  • 5. Ethers
  • Diethyl ether
  • Tetrahydrofuran (THF) (walaupun sedikit polar, umumnya digolongkan sebagai pelarut non-polar dalam banyak aplikasi)

6. Minyak dan Turunannya

  • Minyak mineral
  • Turunan minyak bumi (seperti white spirit atau naptha)
  • 7. Pelarut Lainnya
  • Cyclohexane (sikloalkan non-polar)
  • Carbon disulfide (CS₂)


Ciri-Ciri Solvent Non-Polar:

  • Tidak larut dalam air.
  • Efektif dalam melarutkan senyawa non-polar seperti lemak, minyak, dan lilin.
  • Umumnya memiliki titik didih rendah hingga sedang, membuatnya mudah menguap.

Pelarut non-polar biasanya digunakan dalam berbagai aplikasi industri seperti pembersihan, pembuatan cat, pelarut untuk produk berbasis minyak, dan proses ekstraksi senyawa organik.










No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.